SISTEM
DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
“KAPITA
SELEKTA PENDIDIKAN”
Disusun
Oleh :
1.
Anis
Mufidah
2. M.
Khoiri
3.
M.
Ulil Absor
4.
Mustaqim
5.
Mutammimah
DOSEN PEMBIMBING:
Abdul Mukhlis
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUSH
SHOBAH BEJI
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan
rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena dengan
pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang diinginkan. Tentunya untuk
mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik untuk membantunya
mewujudkan cita-citanya.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang faham-faham dalam islam,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam “Nurush Shobah”. Saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................... iii
BAB
I: PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar
Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ......................................................................................... 2
BAB
II: PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. System
Pendidikan Islam ............................................................................ 3
B. Metode
Pendidikan Islam ......................................................................... 10
C. Sistem dan Metode Pendidikan Islam
yang Seharusnya .......................... 14
BAB
III: PENUTUP ....................................................................................... 17
A. Kesimpulan
................................................................................................ 17
B. Saran
......................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................... 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dikalangan
mayarakat manusia yang berbudaya masyarakat modern, sistem dan metode
pendidikan yang digunakan setaraf dengan kebutuhan atau tuntutan aspirasinya.
Sistem dan metode tersebut diorientasikan kepada efektivitas dan efesiensi.
Pada masyarakat primitive mempergunakan sistem dan cara sederhana sesuai dengan
tingkat pengetahuan mereka. Sistem mereka menitik beratkan pada pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari, tanpa antisipasi orientasi ke masa depan dan
tanpa memikirkan efektivitas dan efesiensi.
Sedangkan
pada masyarakat yang telah menduduki tingkat hidup post-industrial,
seperti masyarakat di beberapa Negara Barat atau di Negara Timur seperti
Jepang. Proses pendidikan mereka dilaksanakan dalam sistem organisasi kelembagaan
yang dikelola secara efektif dan efesien kearah tujuan yang ditetapkan.
Orientasinya diarahkan kepada pengembangan ilmu dan teknologi canggih.
Islam
sebagai agama wahyu, menuntut umat manusia yang berakal sehat walafiat untuk
berusaha keras mendapatkan kesehteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di
akhirat sesuai dengan petunjuk wahyu Tuhan. Agama islam yang ajarannya
berorientasi kepada kesejahteraan duniawi-ukhrawi sebagai kesinambungan tujuan
hidup manusia, meletakkan iman dan takwa kepada Allah SWT sebagai landasan
kehidupan umat manusia.
Salah satu
sarana yang efektif untuk membina dan mengembangkan manusia dalam masyarakat
adalah pendidikan yang teratur, berdaya guna dan berhasil guna. Pendidikan
islam di negeri kita perlu diorganisasikan atau dikelola secara rapi, efektif,
dan efesien melalui sistem dan metode yang tepat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang pemikiran di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa
yang dimaksud sistem pendidikan islam?
2.
Apa
yang dimaksud metode pendidikan islam?
3.
Bagaimana
sistem dan metode pendidikan islam yang seharusnya?
C.
Tujuan Penulisan
1. Supaya mengetahui sistem pendidikan
islam
2. Supaya mengetahui metode Pendidikan
islam
3. Supaya mengetahui sistem dan metode
pendidikan islam yang seharusnya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pendidikan Islam
1.
Definisi Sistem
Sistem berasal
dari bahasa Yunani “sistema” yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari
banyak bagian (whole compounded of several parts).[[1]]
Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara
teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip
pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks.”[[2]]
Menurut Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau
bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut D.G.
Ryans sistem adalah sejumlah elemen (obyek, orang, aktivitas, rekaman,
informasi dan lain-lain) yang saling berkaitan dengan proses dan struktur
secara teratur dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan
hasil yang dapat diamati (dapat dikenal wujudnya) sedangkan tujuan yang
tercapai. Menurut Sanafiah Faisal istilah sistem munuju kepada totalitas yang
bertujuan dan tersusun dari rangkaian unsur dari komponen.
J.W. Getzel and
E.G. Guba mengemukakan pad umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1)
Terdiri dari unsur-unsur yang berkaitan
anatara satu sama lainnya.
2)
Berorientasi pad tujuan ( goal oriented
) yang telah ditetapkan.
Pengertian lainnya yang umum difahami di kalangan awam adalah bahwa sistem
itu merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam
penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan
usaha pencapaian tujuan tersebut.
Dari keterangan
diatas dapat dikatakan bahwa sistem merupakan hal penting yang harus dibangun
untuk menjalankan / menggerakan maksud dari sebuah cita-cita atau sebuah
pekerjaan yang akan kita lakukan.
2.
Definisi
Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
3.
Definisi
Pendidikan dalam Pandangan Islam (Pendidikan Islam)
Dalam Islam, istilah pendidikan
diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan
kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa
Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan
istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang
sasarannya manusia.[[4]]
Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang
dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang
menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan
oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks
Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang
harus dipahami secara bersama-sama.[[5]]
Dari pemaparan diatas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara sesuai dengan ajaran Islam.[[6]]
Rumusan ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra
bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap
perkembangan fisik dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan
metoda tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya
pribadi tertentu sesuai dengan ajaran Islam.[[7]]
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan
sebagai sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari
unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan
ajaran Islam.
4.
Komponen
Sistem Pendidikan
Dari beberapa sumber yang
dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang
digunakan dalam acuan penelitian ini yaitu : 1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik,
4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari
sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana
membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik,
siswa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya
satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1)
Komponen
Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi
sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan adanya tujuan
yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya
senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses pendidikannya
selalu diukur apakah dapat dan dalam rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam
praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat
luas, banyak tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai
oleh siswa. Menurut Langeveld yang dikutip Noeng Muhadjir terdapat beberapa
tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan umum (2) tujuan tak sempurna, (3) tujuan
sementara, (4) tujuan perantara, (5) tujuan insidental.[[8]]
Di Indonesia tujuan pendidikan
terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan
institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus.
Tujuan pendidikan nasional adalah
tujuan pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di Negara Indonesia apapun
bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada
hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk
manusia yang bertakwa (muttaqîn).[[9]]
Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
a.
Dapat
melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
b.
Membentuk
warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam
rangka bertanggung jawab kepada Allah.
c.
Membentuk
dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki
teknostruktur masyarakatnya.
d.
Mengembangkan
tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.
2)
Komponen
Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pendidikan tradisional,
siswa dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari
orang dewasa. Kini makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan
teknologi maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Siswa di samping
sebagai objek pendidikan, ia juga sebagai subjek pendidikan, karena sumber
belajar bukan hanya guru, tapi siswa juga dapat menjadi sumber belajar terutama
dalam pembelajaran aktif. Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan juga
sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
3)
Komponen
Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat
yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau melatih peserta didik. Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik sebagai pendidik dan memenuhi beberapa
kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat
pendidikan minimal yang yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan. Sedangkan
kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak pada usia dini meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2)
kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.[[10]]
4)
Komponen
Materi/isi Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala
sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di
sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi
pendidikan, yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, (b) materi
harus sesuai dengan kebutuhan siswa.[[11]]
5)
Komponen
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu
ruang dan waktu yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada
dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau
lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang
maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Sesuai dengan
pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa lingkungan berpengaruh besar dan menentukan
terhadap kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa.[[12]]
Situasi lingkungan mempengaruhi
proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik,
lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi
lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan
itu juga menjadi pembatas pendidikan.[[13]]
Indikator lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim
organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
6)
Komponen
Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan
penunjang pelaksanaan pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat
menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai
tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi
edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan
yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah
sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber
pada beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan
dicapai.[[14]]
Dalam prakteknya paling tidak ada
dua macam alat pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua
alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media
pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat
keras adalah sarana pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung
terselenggaranya pembelajaran aktif dan efektif. Dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).[[15]] Ditentukan bahwa setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi, perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan dan
laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
B.
Metode
Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Metode
Kata metode berasal
dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti
jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Sebagaimana yang dikutip oleh
Muhammad Noor Syam, secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
1)
Suatu
prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
2)
Suatu
teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu
materi tertentu.
Selain itu ada pula yang menyebutkan Metode merupakan suatu
alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian
materi tersebut. Materi pelajaran yang mudah pun kadang-kadang sulit berkembang
dan sulit diterima oleh peserta didik, karena cara atau metode yang
digunakannya kurang tepat. Namun, sebaliknya suatu pelajaran yang sulit akan
mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian dan metode yang digunakan
mudah dipahami, tepat dan menarik.
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode
mengajar yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal,
seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung,
fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan
pendidikan yang hendak dicapai.
Adapun menurut Abudin Nata, (1997:91), metode Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri
seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi muslim.
Atau dengan kata lain metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai cara untuk
memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman.
Namun dalam pelaksanaannya, faktor gurulah yang sangat
menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jadi bukan hanya
terletak pada bentuk metode mengajar maupun pada fasilitas yang tersedia.
Dengan demikian, keterampilan guru dalam penggunaan metode mengajar merupakan jaminan
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan
sangat signifikan untuk mencapai tujuan bahkan metode sebagai seni dalam
mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada siswa dianggap lebih
signifikan dibanding dengan materi sendiri. Suatu realita bahwa cara
penyampaian yang komunikatif lebih disenangi siswa walaupun sebenarnya materi
yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang
cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu
sendiri kurang dapat dicerna siswa. Oleh karena itu, penerapan metode yang
sangat tepat akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang
tidak efisien.
2.
Macam Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa
pengertian yang diformulasikan oleh para pakar diatas tentang pengertian Metode
Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan
untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat
dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan
Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan
ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Nabi Muhammad SAW. Juga telah
meberikan beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai
berikut:
مرو ا الصبي با لصلاة اذا بلغ سبع
سنين واذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها
“Suruhlah
anak-anakmu bersembahyang apabila ia telah berumir tujuh tahun dan apabila ia
sudah berumur sepuluh tahun ia meninggalkan sembahyang itu maka pukul ia.” (HR.
Tirmizi)
Adapun Metode yang digunakan oleh
Dra. Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya
Minhajut Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu
ada lima macam yaitu:
1)
Metode
Pendidikan Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang
efektif dan sukses.
2)
Metode
Pendidikan Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh
oleh kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh
karena itu kata-kata harus diulang-ulang.
3)
Metode
Pendidikan Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan
manusia, sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan
mempengaruh kehidupan mereka.
4)
Metode
Pendidikan Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia
karena kebiasaan yang mudah melekat dan
spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatn yang
bermanfaat.
5)
Metode
Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan dan
merupakan pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul
karena tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru
yang baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa
di ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggunakanya untuk
membina, mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh
hanya sebentar itu saja.
Pada jaman sekarang pendidikan
sangat beragam dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan
televisi, komputer dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra.
Jakiah Drajat dalam bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang
akurat adalah bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya
mudah menyampaikan materi kepada anak-anak didik.
C.
Sistem dan Metode Pendidikan
Islam yang Seharusnya
Antara
materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan
mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien
(berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan
islam yang hendak dicapai. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas hidup umat islam khususnya di Indonesia, adalah metode-metode yang
digali dari sumber-sumber pokok ajaran islam sendiri serta metode-metode yang
baru muncul akhir-akhir ini di dalam dunia pendidikan yang tidak menghilangkan
faktor keimanan dan nilai moralitas islami.
Masa depan
manusia adalah masa depan kehidupan Tekno, Bio dan Sosio, dimana umat manusia berada
dalam tahap kehidupan yang banyak diberi kemudahan-kemudahan iptek yang
canggih, disamping itu kehidupan masa depan juga terkena dampak-dampak negative
dari kemajuan iptek yang pada dasarnya lebih mengandalkan rasio (akal dan
kecerdasan otak) daripada nilai-nilai moral dan spiritual.
Pendidikan
secara metodologis merupakan serangkaian proses berdasarkan kaidah-kaidah
teknologis yang pertama-tama dideteksi inputnya lebih dahulu, apakah sesuai
dengan produk yang hendak dicapai, kemudian disiapkan seperangkat instrument
untuk memproses input tersebut, seefektif mungkin, dan terakhir adalah produk
kependidikan yang diharapkan bermutu sesuai yang direncanakan.
Pendidikan
islam harus dilaksanakan oleh para pendidik yang professional karena memang
sejalan dengan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut:
اِذَا
وُسِدَ اْلاَمْرَ اِلَى غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika suatu
urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan saat
kehancurannya” (na’udzu billahi min dzalik).
Arah
perkembangan yang semakin maju dalam pendidikan Islam harus dipandang sebagai
tantangan yang penuh perjuangan. Karena itu, perlu perencanaan kegiatan
pendidikan yang strategis. Strategi tersebut diwujudkan dalam program
pendidikan, mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum,
atau memberi nafas keimanan dan ketakwaan kepada Allah pada setiap bidang studi
pendidikan umumdi semua jenjang sekolah atau madrasah.
Khusus mengenai
metode pendidikan islam, sasaran prosesnya tidak hanya terbatas pada masalah
internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama atau tidak saja mengajarkan
agama tetapi juga ilmu dan teknologi. Metode pendidikan islam adalah jalan yang
harus dilalui dimana faktor iman dan kemampuan bertakwa dalam perilaku pribadi
dan sosial, dijadikan pusat program kurikuler baik di lembaga pendidikan umum
maupun keagamaan.
Tidak ada
sebuah metode apapun yang dianggap paling efektif tanpa dikaitkan dengan
kemampuan pendidikan dalam penerapannya. Karena itu, pendidikan profesional
keguruan yang menjadikan produknya memiliki kompetensi sebagai guru yang
profesional, menjadi lebih penting lagi.
Pendidikan secara metodologis
merupakan serangakaian proses berdasarkan kaidah- kaidah teknologi, kemudian di
siapkan seperangkat instrument untuk memproses metode tersebut seefektif
mungkin. Jadi, jelas bahwa suatu jenis metode yang efektif dan efisien
direncanakan kaum teknolog didasarkan atas pola dan mekanisme mesin-mesin.
Pada era kehidupan saat ini
masyarakat banyak menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah, padahal
saat ini banyak terjadi krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor
moralitas dan keterampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat
manusia perlu berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam menerapkan sistem
dan metode yang mampu mengintegrasikan antara iman dan ilmu serta teknologi
modern. Inilah yang menjadi problema pokok dalam strategi pendidikan islam masa
kini dan akan datang.
Krisis pendidikan itu pada
hakikatnya bersumber dari krisis nilai-nilai dalam masyarakat yang belum
menemukan metode efektif. Nilai-nilai yang sangat rawan terhadap dampak
iptek tersebut adalah nilai-nilai cultural yang sifat dasarnya relative,
berubah-ubah sesuai kecendrungan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem
adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing
bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen
lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah
ditetapkan.
Kata metode
berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti
jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Selain itu ada pula yang menyebutkan
Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan
dalam penyampaian materi tersebut.
Metode menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu:
a.
Metode
Pendidikan melalui Teladan
b.
Metode
Pendidikan melalui Nasihat
c.
Metode
Pendidikan melalui Cerita
d.
Metode
Pendidikan melalui Kebiasaan
e.
Metode
Pendidikan melalui Peristiwa-Peristiwa
Sistem dan Metode Pendidikan Islam
yang Seharusnya antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus
saling berkaitan dan mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat
guna) dan efesien (berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir
pendidikan islam yang hendak dicapai.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami
sebagai penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Dosen yang telah
membimbing kami.
Namun kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu,
kepada para pakar penulis dan pembaca kami minta saran dan kritik konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini.
terimakasih kak, ini sangat membantu
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih banyak.
BalasHapus